Jumat, 16 April 2010

Sistem Ekonomi Syariah (Islam): Sistem Anti Krisis, Adil Dan Menyejahterakan Umat Manusia
Krisis keuangan global yang terjadi di dunia mulai kuartal IV tahun 2008 yang lalu belum menunjukkan tanda-tanda reda. Krisis bahkan mulai menunjukkan efeknya. Di Indonesia gelombang PHK besar-besaran terjadi pada tahun 2009 ini. Menurut pemerintah lebih dari 2 juta tenaga kerja akan mengalami PHK. Angka PHK ini akan menambah jumlah pengangguran yang sudah ada di negri ini.
Efek krisis keuangan kali ini begitu dasyat sehingga dapat disamakan dengan ‘great depression” tahun 1929-1930 an. Bedanya krisis keuangan pada tahun ini memukul seluruh negara di dunia sedangkan ‘great depression’ hanya memukul AS. Para pemimpin dunia sibuk mengatasi krisis keuangan. Para ahli moneter kembali mengkaji tentang system moneter dunia yang memang rentan krisis.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap nasib umat Islam pada khususnya dan umat manusia pada umumnya, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Daerah Jepara sebagai bagian dari MHTI, MHTI sebagai bagian dari Hizbut Tahrir (HT) secara global ikut memikirkan dan bertanggung jawab untuk menyelamatkan krisis yang melanda Indonesia secara khusus dan dunia umumnya. Sumbangsih HT tampak pada solusinya yang cerdas dan fundamental yang menyelesaikan pada akar masalahnya.
Sebagai gerakan Islam, HT memaparkan semua solusi terhadap permasalahan umat manusia dalam sudut pandang Islam, tak terkecuali krisis keuangan global sekarang ini. Inilah yang mendasari seminar muslimah yang mengambil tema “Menggagas Sistem Ekonomi Islam untuk Menyelamatkan Bangsa dari Krisis Global” pada hari Sabtu, 24 Januari 2009 yang lalu.
Seminar di gedung Serbaguna Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara yang dimulai jam 8.30 dan berakhir jam 12.30 yang menghadirkan dua pembicara. Pembicara pertama adalah Ekawati Rahayuningsih, SH MM selaku dosen ekonomi islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus. Pembicara kedua berasal dari Muslimah HTI Jepara, Eni Sulistiyawati, SE. Pembicara pertama memaparkan fakta krisis yang dimulai dari krisis keuangan di Amerika yang pasti akan menjalar ke seluruh negara di dunia. Semua negara tak akan selamat dari krisis, tambahnya. Masih menurut Ekawati, para pemimpin dunia sibuk mengadakan program ‘penyelamatan’ yang tidak tanggung-tanggung senilai 3,4 trilyun dollar AS (Negara Asia : 8 miliar dollar AS).
Sedangkan pembicara kedua berbicara tentang solusi Islam mengatasi krisis keuangan global. Dalam makalahnya berjudul “Sistem Syariah: Sistem Ekonomi Anti Krisis”, membahas solusi yang cerdas dalam sudut pandang Islam. Menurutnya HT sangat concern membicarakan segala sesuatu dari sudut pandang Islam, tak terkecuali krisis keuangan. Masih menurutnya, Islam mampu mengatasi krisis, bahkan segala krisis karena ia datang dari Sang Maha Sempurna, Tanpa Cacat. Dan solusinya pasti adil dan menyejahterakan umat manusia secara keseluruhan. Makalahnya memaparkan pangkal krisis dan solusinya sebagai berikut :
1. Dilepaskannya emas dan perak sebagai mata uang dan digantikannya dengan dolar yang tidak berbasis emas. Inilah pangkal krisis yang pertama. Solusinya adalah menggantikan kembali dolar kepada emas dan perak sebagai mata uang.
2. Pangkal krisis yang kedua adalah bunga bank konvensional sebagai salah satu bentuk riba yang jelas diharamkan dalam Islam. Salah satu argumennya adalah bunga bank memacetkan proses produksi. Solusinya adalah menggantika bunga bank dengan system syirkah Islami (inan, abdan, wujuh, muwafadah) pada level individu dan kelompok.
3. Judi juga memiliki andil dalam krisis yang ada. Adanya bursa saham yang penuh spekulatif merupakan salah satu bentuk judi yang nyata. Solusinya tinggalkan judi dan beralih pada sector riil yang meningkatkan produktivitas.
4. Adanya kekaburan fakta kepemilikan pada level individu ketika melakukan transaksi jual beli memperburuk krisis yang ada. Jual beli yang tidak diketahui siapa yang jelas pemiliknya bahkan dapat dipindahkan berkali-kali sangat diharamkan dalam Islam. Solusinya: meninggalkan aktivitas itu semua.
5. Tak kalah pentingnya adalah adanya individu yang bebas boleh menguasai kepemilikan umum. Kepemilikan umum seperti barang tambang, energi, listrik, air dan hutan yang seharusnya dikuasai rakyat dan dikelola oleh negara dikuasai oleh individu/segelintir orang menyebabkan krisis keuangan dan krisis multidimensi lainnya yang sangat parah. Solusinya secara individu meninggalkan sifat rakus/tamak dan pada level negara, Negara harus mengadopsi system ekonomi Islam.
Ia menambahkan bahwa penerapan system ekonomi islam tidak dapat terwujud tanpa institusi politik Islam yaitu Daulah Khilafah Rasyidah.
Seminar yang dihadiri lebih dari 100 orang dari berbagai perwakilan lapisan masyarakat mulai ormas, parpol, majelis taklim, sekolah negeri maupun swasta dan umum ini tampak ramai dengan waktu diskusi yang disediakan oleh panitia. Pesera umumnya mengerti kerusakan system ekonomi kapitalis dan mengharapkan system ekonomi Islam tampil di muka bumi. Pada akhirnya tampak jelas dihadapan kita bahwa system ekonomi kapitalis ini selalu menimbulkan krisis dari waktu ke waktu dan tampak kerusakan yang nyata. Akankah kita masih mempercayai dan mempergunakan system ekonomi kapitalisme ini? Belumkah kita mau mempergunakan system yang terbukti adil, system ekonomi Islam? (mhti-jepara)




Bisnis Syariah Adalah Solusi, Bukan Alternatif!

Sistem ekonomi syariah awal kehadirannya di Indonesia hanya dijadikan sebagai alternatif solusi krisis moneter, namun saat ini ekonomi syariah tidak lagi hanya sekadar menjadi alternatif, tetapi ekonomi syariah menjadi solusi dalam berbagai persoalan umat manusia. Demikian diungapkan Ketua Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) KH Ma'ruf Amin menanggapi peranan ekonomi syariah dalam pertumbuhan ekonomi Nasional.
"Fakta sudah berbicara, bahwa sistem ekonomi konvensional yang selama ini diterapkan banyak negara di dunia, tidak hanya merugikan tetapi juga membahayakan umat manusia. Karena sistem ekonomi konvensional, yang diuntungkan hanyalah kelompok tertentu, bukan orang banyak, " jelasnya.
Sebaliknya, menurutnya, ekonomi syariah justru membawa perbaikan dan kesejahteraan bagi umat manusia. Seperti yang terjadi saat krisis moneter 1997 silam, lembaga keuangan syariah di Indonesia, khususnya bank syariah, mampu bertahan dengan baik. Sedangkan bank-bank konvensional yang diandalkan menjadi roda ekonomi, mengalami masa sulit.
Lebih lanjut Ma'ruf Amin mengatakan, keunggulan ekonomi syariah sudah tidak diragukan lagi. "Sudah banyak contoh keunggulan ekonomi syariah. Sayangnya, masih banyak masyarakat muslim yang belum melaksanakannya secara konsekuen, " ujarnya.
Ia menjelaskan, ekonomi syariah mengajarkan tegaknya nilai-nilai keadilan, kejujuran, transparansi, antikorupsi, dan eksploitasi. Artinya, misi utamanya menegakkan nilai-nilai akhlak dalam aktivitas bisnis, baik individu, perusahaan, ataupun negara.
Senada diungkapkan Pakar Ekonomi Syariah Adiwarman A Karim, dibandingkan dengan ekonomi konvensional, pertumbuhan ekonomi syariah jauh lebih pesat. Meskipun faktanya, aset perbankan syariah hingga saat ini belum mencapai dua persen pada tahun 2007. Namun Ia optimis, target Bank Indonesia terhadap pangsa pasar syariah sebesar lima persen di akhir tahun 2008 ini akan tercapai.
"Sebagai praktisi perbankan syariah, saya tetap optimis ekonomi syariah akan berkembang lebih baik, " ungkapnya.(novel/ht)

Sumber : eramuslim.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar